GEOGRAFI SOSIAL


Adaptasi Manusia serta Korelasinya dengan Konteks Budaya yang Berkembang di Masyarakat Pada Era Globalisasi Guna Mencapai Keselarasan Pembangunan Fisik dan Sosial yang Berkelanjutan

Oleh Nafi’atul Istifadah
Jurusan Geografi, Universitas Negeri Malang
nafi.istifadah1@gmail.com

ABSTRAK
Keselarasan dan keseimbagan manusia dengan lingkungan fisik tidak hanya dicapai untuk mengembangkan daya dukung alam, tetapi juga memiliki korelasi yang berfungsi untuk mengembangkan diri manusia dan masyarakat. Apabila ini terjadi, maka akan tercapai keselarasan yang berkesinambungan antara alam dan manusia. Kondisi budaya dalam masyarakat dari tingkat pembangunan yang diupayakan berada pada tingkat saling mempengaruhi.Oleh sebab itu, keanekaragaman sukubangsa dan golongan sosial di Indonesia, memunculkan terjadinya berbagai pola-pola strategi adaptasi.Oleh karenanya, pemahaman masyarakat tentang strategi adaptasi suatu budaya sangat diperlukan agar menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi, menciptakan kemudahan agar kehidupan lebih nikmat.Untuk mencapai itu semua perlu diadakannya pembangunan baik fisik maupun sosial.Pembangunan dapat diartikan sebagai intervensi manusia baik lingkungan fisik ataupun lingkungan social budaya.Serentak dengan laju perkembangan global, terjadi pula dinamika dalam masyarakat yang mengakibatkan perubahan serta pergeseran dalam sistem nilai budaya yang mempengaruhi pola interaksi masyarakat.

Keyword: Konsep, Pembangunan, Kebudayaan, Adaptasi Masyarakat, Keberlanjutan, Keseimbangan Fisis dan Sosial Budaya.

LATAR BELAKANG
Penulisan ini didukung untuk memenuhi tujuan yang bermanfaat bagi para pembaca dalam pemahaman konsep kebudayaan, pembangunan manusia sebagai pelaku utama dalam terciptanya budaya serta menyikapi nya secara dewasa dan adaptasi budaya manusia pada era global ini.Karena, keselarasan dan keseimbagan manusia dengan lingkungan fisik tidak hanya dicapai untuk mengembangkan daya dukung alam, tetapi juga memiliki korelasi yang berfungsi untuk mengembangkan diri manusia dan masyarakat. Apabila ini terjadi, maka akan tercapai keselarasan yang berkesinambungan antara alam dan manusia. Kondisi budaya dalam masyarakat dari tingkat pembangunan yang diupayakan berada pada tingkat saling mempengaruhi.Oleh sebab itu, keanekaragaman sukubangsa dan golongan social di Indonesia, memunculkan terjadinya berbagai pola-pola strategi adaptasi.Sehingga pemahaman terhadap budaya berperan sangat penting dalam komunikasi antara budaya yang ada di masyarakat.Untuk mencapai itu semua perlu diadakannya pembangunan baik fisik maupun sosial dan menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan spiritual dan material.Pembangunan melihat manusia sebagai mahluk budaya dan sebagai sumber daya dalam pembangunan.Dewasa ini kita dihadapkan kepada 3 masalah yang saling berkaitan yaitu:
a.       Suatu fakta atau kenyataan bahwa bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman suku-suku bangsa, dengan latar social culture yang berbeda bahkan sebagia bertolak belakang satu sama lain. Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai spek kehidupan manusianya. Oleh karena itu, diperlukan toleransi dan sikap dewasa antar berbagai kalangan yang berbeda tersebut agar mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial (kesukuaan atau kedaerahan).
b.      Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak dengan terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Sementara itu terjadi pula adaptasi/penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat.
c.       Kemajuan teknologi seiring melajunya arus globalisasi semakin nampak yang terkadang membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya suku asli negara tersebut dengan kebudayaan dari luar. Sehingga terjadilah perubahan orientasi budaya yang terkadang menimbulkan dampak teradap tata nilai masyarakat, yang tengah menumbuhkan identitas bangsanya sendiri.
Melihat masalah atau fenomena yang terjadi di era ini, maka perlu adanya cara agar masalah yang telah dipaparkan tersebut dapat diatasi dengan baik dan benar. Lingkup telaah dari artikel yang disajikan penulis berupa: memahami makna dasar kebudayaan, pembangunan fisis dan sosial untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia, adaptasi manusia dengan budaya yang berkembang pada era globalisasi agar tercipta keselarasan yang berkelanjutan. Dari lingkup telaah tersebut dapat dijadikan sebagai solusi menangani masalah diatas.

HASIL TELAAH
Dari pendahuluan diatas penulis akan memaparkan lingkup telaah sebagai berikut:
1.      Makna Dasar Kebudayaan
Secara etimologis (Bahasa), kebudayaan berasal dari  Bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropolgi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “PrimitiveCulture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.Pada sisi yang agak berbeda.Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata  kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah) benda0benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain. Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba misalnya agama, Bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
b.      Kebudayaan tidak diwarisi secara generative (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
c.       Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kebudayaan tak akan mungkin terbentuk sedemikian rupa, begitupun tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia dapat mempertahankan hidupnya. Jadi, dapat disimpulkan kebudayaan adalah semua tindakan manusia yang dapat membentuk pola-pola kebiasaan tertentu di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah budaya masyarakat terbentuk maka akan menghasilkan sistem budaya atau culture system yang berupa ide-ide atau gagasan manusia yang hidup bersama dalam masyarakat. Sistem budaya dapat dimaknai pula sebagai adat istiadat yang mencakup sistem nilai budaya, sistem norma menurut pranata  termasuk norma agama. Sedangkan sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh Talcott Parsons.Konsep struktur sosial digunakan untuk menganalisis aktivitas sosial sehingga sistem sosial menjadi model analisis terhadap organisasi sosial.Konsep sistem sosial adalah alat bantu untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa kelompok manusia merupakan suatu sistem.Parsons menyusun strategi untuk menganalisis fungsional yang meliputi semua sistem sosial, termasuk hubungan berdua, kelompok kecil, keluarga, organisasi sosial, termasuk masyarakat secara keseluruhan.Karena konsep sistem sosial berkorelasi erat dengan kebudayaan yang meletakkan manusia sebagai pelaku utama pembentuk atau pencipta kebudayaan di masyarakat jadi perlu dikaji pula sistem sosialnya agar tidak terjadi ketimpangan pada saat beradaptasi dengan budaya pada era sekarang ini dan tetap mempertahankan kebudayaannya tanpa menaifkan budaya baru yang masuk.


2.      Pembangunan Fisis dan Sosial untuk Mencapai Kesejahteraan Hidup Masyarakat.
Setelah pembaca mengetahui makna kebudayaan, dimana manusia sebagai agen utama pembentuk kebudayaan yang tercipta di masyarakat.Setelah budaya tercipta perlu usaha-usaha agar kebudayaan tersebut dapat berkembang dengan lebih baik salah satunya dengan mengadakan pembangunan baik fisis maupun sosial budaya.Pembangunan sendiri dapat diartikan sebagai suatu upaya terkordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah, kepada setiap warga negara guna memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dauhari, 2004).Siagan (1994) pembanguan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintahan menuju modernitas/modern dalam pembinaan bangsa. Sedangkan, pembangunan sosial dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan sosial yang terencana dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana proses pembangunan dilakukan secara saling melengkapi baik pembangunan fisik maupun pembangunan sosial. Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial yang berimbang.Pembangunan sosial sendiri dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia melalui upaya-upaya untuk meningkatkan manusia dari keterbelakangan menuju kesejahteraan, juga untuk meningkatkan kapasitas perseorangan dan institusi mereka, agar dapat memobilisasi dan mengelola sumber daya. Pembangunan sosial meliputi: peningkatan taraf kesehatan, pendididkan, peningkatan ekonomi masyarakat guna tercapainya kesejahteraan. Jika, pembangunan sosial dilakukan secara semestinya maka akan terbentuk keteraturan sikap manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun kebudayaan yang ada.Sedangkan pembangunan fisik merupakan perwujudan nyata dari pembangunan segi-segi non fisik yang meliputi sosial budaya, sosial ekonomi dan sebaginya. Sujarto (1985, 12) aspek pembangunan fisik  merupakan perwujudan nyata suatu tuntutan kebutuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan kegiatan sosial serta budaya masyarakatnya. Jika, kita hubungkan dengan pengertian pembangunan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan fisik merupakan kegiatan konkrit kearah perubahan dengan kata lain merupakan wujud/bentuk dari pembangunan. Seperti: sarana perubahan, ibadah, transportasi.
Contoh proyek pembangunan yang merupakan perwujudan nyata dari pembangunan non fisik yaitu:
a.       Pembangunan fisik yang mengacu pada pembangunan bidang sosial: bangunan perumahan, bangunan prasarana pemerintahan, bangunan fasilitas umum.
b.      Pembangunan fisik yang berorientasi pada pembangunan sosial budaya: sekolah/pendidikan, bangunan tempat ibadah, seni budaya, pembangunan meseum.
c.       Pembangunan fisik yang berorientasi pada pembangunan sosial ekonomi: pasar, perkantoran, terminal, pertokoan.
Dari 2 hal pembangunan diatas adanya keterkaitan erat antara pembangunan fisik dan pembangunan sosial budaya terhadap berkembangnya kebudayaan di masyarakat, karena dengan adanya pembangunan maka memberi ruang/wadah agar budaya tersebut dapat berkembang dengan lebih baik dan berdampak pada tercapinya kesejahteraan manusia.



3.      Adaptasi Manusia dengan Konteks Budaya yang Berkembang di Masyarakat Pada Era Globalisasi Agar Tercipta Keselarasan yang Berkelanjutan.
Setelah pembaca memahami pengertian kebudayaan yang tertuang pada point pertama dan usaha-usaha yang dapat mengembangkan kebudayaan kearah kemajuan serta mampu mengangkat kesejahteraan manusia baik dengan usaha pembangunan fisik maupun dengan pembangunan sosial yang terdapat pada point ke kedua. Maka, pada point ke tiga ini penulis akan menjabarkan tentang upaya manusia agar mampu menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang semakin  berkembang. Setelah adanya pembangunan, maka kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif telah membuka peluang bagi pengembangan berbagi bentuk organisasi dan budaya manusia menuju peradaban. Untuk menuju peradaban manusia yang lebih baik adanya dinamika sosial dalam kebudayaan wajar adanya, tetapi jika hal ini tidak disikapi secara bijak akan menimbulkan masalah baru. Dinamika ini juga berimbas pada bangsa Indonesia walaupun luas spectrum dan kecepatannya berbeda.Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba akibat tuntutan globalisasi yang menyeluruh. Sedangkan, tuntutan globalisasi mengacu pada pembangunan nasional yang berbasis  kemajuan tehnologi disetiap lini kehidupan. Tanpa disadari teknologi maju menuntut acuan-acuan nilai budaya, norma sosial dan orientasi baru, sehingga seolah-olah budaya bangsa mengalami kelimbungan dalam menatanya baik sosial, politik dan budaya dewasa ini. Beberapa budaya luar yang masuk ke negara Indonesi karena dampak globalisasi  diantaranya pola hidup konsumtif karena kemajuan teknologi maka industri akan berkembang semakin pesat dan kebutuhan manusia semakin melimpahmenjadikan barang kebutuhan mudah untuk diadapat hal ini akan menimbulkan pola konsumtif dikalangan masyarakat. Selain itu akan menimbulkan sifat individualisme di dalam diri manusia  karena berkembang pesatnya teknologi manusia merasa tidak membutuhkan manusia yang lain dan mampu hidup sendiri dengan bantuan teknologi. Gaya hidup kebarat-baratan yang meniru budaya barat yang kurang biak tanpa di filter terlebih dahulu mana yang memang cocok dengan budaya kita, akan timbulnya kesenjangan sosial dalam tata kehidupan masyarakat karena hanya akan ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus globalisasi, modernisasi dan westernisasi hal ini akan memperdalam jurang pemisah antara individu lain yang stagnan/statis, kesenjangan sosial menimbulkan jarak antara si kaya dan si miskin sehingga hal paling buruk yang dapat terjadi mampu merusak keseimbangan kehidupan suatu bangsa.Untuk menyikapi dampak negatif globalisasi yang tidak dapat kita cegah solusi yang terbaik yaitu beradaptasi dengan budaya yang telah berkembang sedemikian rupa mengikuti perkembangan jaman yang berjalan dinamis, dan memerlukan terobosan baru yaitu melakukan upaya pelestarian budaya. Ada beberapa cara yang dapat dilakuakan untuk melindungi dan melestarikan budaya Indonesia, sebagai berikut:
a.       Menjadikan budaya yang kita miliki menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita harus mempunyai  rasa memiliki dan menjaga rasa kebudayaan tersebut. Agar kebudayaan kita tidak diklaim bangsa lain dan tetap menjadi identitas negara kita.
b.      Untuk melindungi budaya Indonesia perlu adanya perlindungan hukum yang lebih jelas seperti yang tercantum pada  UU No.19  Tahun 2003 tentang hak cipta telah menjamin perlinduungan hak kekayaan intelektual komunal dan personal serta peraturan lain yang telah dibuat untuk melindungi kebudayaan asli Indonesia.
c.       Melakukan promosi kebudayaan Inonesia kebada bangsa lain dengan pementasan seni budaya. Dengan begitu bangsa lain tahu kebudayaan negara kita.
d.      Melakukan setiap provinsi secara adil dan sama rata dan tidak menganak emaskan provinsi lain supaya tercipta keselarasan yang berkelanjutan.
Beberapa hal diatas adalah beberapa cara agar identitas kebudayaan bangas kita tidak tergerus oleh arus globalisasi, dan kita mampu menunjukkan identitas budaya bangsa kita. Sikap tersebut juga dapat dikembangkan sebagai usaha manusia dalam beradaptasi dengan perkembangan budaya yang telah bercampur dengan budaya bangsa lain (akulturasi), tanpa menaifkan atau menghilangkan budaya bangsa kita agar tercipta keselarasan yang berkelanjutan artinya keselarasan yang memikirkan jangka panjang/kedepannya guna memenuhi kebutuhan  generasi yang akan datang baik dari segi pembangunan fisik maupun pembangunan sosial budaya.

KESIMPULAN
            Dari analisis tentang adaptasi manusia dalam konteks budaya yang berkembang pada masyarakat di era globalisasi guna mencapai keselarasan pembanguan fisik dan sosial yang berkelanjutan dapat disimpulakan menjadi beberapa point:
a.       Kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil karsa cipta manusiaserta keseluruhan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua tersusun dalam kehidupan masyarakat. Setelah kebudayaan pada masyarakat terbentuk maka, akan menghasilkan sistem budaya/adat istiadat.
b.      Setelah kebudayaan mulai terbentuk perlu dilakuakn upaya-upaya untuk mengembangkannya salah satunya melalui pembangunan yaitu usaha secara sadar dilakukan suatau bangsa untuk melakukan perubahan yang terencana menuju modernitas dalam pembinaan bangsa. Baik usaha pembangunan sosial fokus utamanya meningkatkan kesejahteraan manusia, serta meningkatkan taraf hidupnya. Maupun dengan pembanguan fisik yang berfokus pada usaha perwujudan secara nyata dari pembanguan mulai dari membangun sekolah, fasilitas umum, sarana daan prasarana.
c.       Adaptasi budaya yang telah berakulturasi dengan budaya lain tanpa menghilangkan identitas budaya sendiri. Usaha-usaha melestarikan dan melindungi budaya Indonesia dapat dilakukan dengan menjadikan budaya bangsa kita menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, adanya regulasi tentang hak cipta suatu budaya, promosi budaya agar mendapatkan pengakuan internasional.

DAFTAR RUJUKAN

Banowati, Eva. 2015. Geografi Sosial. Malang. Universitas Negeri Malang.
Poerwanto, Hari. 2008. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Prespektif
      Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Hafizh, M. 2012.Pengertian Budaya dan Kebudayaan.
      http:www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-
      kebudayaan.html.22 Oktober 2017. Pukul 20.00 WIB
Widianto, Bambang dkk. 2011. Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat
      Pandangan Antropologi dan Sosiologi. Jakarta: Salemba Humanika.


TERIMAKASIH BANYAK TEMAN-TEMAN
ini tulisan artikel pertama nafi' saat kuliah jadi mohon maaf jika sekiranya absurd baik dari kata ataupun sistematika penulisannya. SEE YOU :)


Comments

Popular posts from this blog

Sampel Minimal Dalam Analisis Data

Penginderaan Jauh-ENVI |NDVI (Normalized Difference Vegetation Indeks)

Pantai Pandawa