Klasifikasi Multispektral- Penginderaan Jauh
Untuk kali ini, kita masih membahas mengenai penginderaan jauh dan seluk beluk yang ada di dalamnya nya teman-teman agar kita lebih faham dan semakin tahu..
Happy Reading . . . :)
Klasifikasi Multispektral-ENVI-Penginderaan Jauh
Perkembangan penginderaan jauh
dalam bidang wahana dan sensor dapat dirasakan dengan semakin beraneka ragamnya
data penginderaan jauh baik dalam segi resolusi spectral, resolusi spasial, dan
resolusi temporal yang dihasilkan. Perkembangan dalam bidang wahana juga
diimbangi dengan perkembangan pada bidang analisis digitalnya. Berbagai macam
metode untuk klasifikasi data penginderaan jauh mulai bermunculan, salah
satunya adalah metode berbasis piksel dan metode berbasis objek. Metode
berbasis piksel lebih banyak digunakan karena mengelompokkan suatu informasi
terhadap nilai spectral atau satu aspek saja.
Klasifikasi
citra sendiri, merupakan proses pengelompokkan pixel pada suatu citra ke dalam sejumlah kelas, sehigga setiap
kelas dapat menggambarkan suatu entitas dengan ciri-ciri tertentu. Tujuan utama
klasifikasi citra penginderaan jauh adalah untuk menghasilkan peta tematik,
dimana suatu warna mewakili suatu objek atau kenampakan tertentu. Data yang
digunakan untuk pengklasifikasian citra diperoleh dari sensor penginderaan jauh
melalui energi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan. Sensor dapat menilai
jenis melalui tanggap dan pola spectral. Dengan teknik penyiaman multispectral
(MSS) dimana, menggunakan sistem kamera lebih dari satu saluran yang dilakukan
dalam waktu yang sama, akan dihasilkan citra objek pada beberapa saluran
spectrum.
Klasifikasi Multispektral merupakan
sebuah algoritma yang digunakan untuk memperoleh informasi thematik dengan
mengelompokkan suatu fenomena/objek berdasarkan kriteria tertentu. Asumsi awal
yang diperhatikan ketika melakukan klasifikasi multispectral adalah, bahwa
setiap objek dapat dikenali dan dibedakan berdasarkan nilai spektralnya. Salah
satu contoh hasil klasifikasi multispectral adalah penutup lahan yang
memberikan informasi mengenai jenis tutupan lahan (vegetasi kerapatan tinggi
yang berasosiasi dengan hutan, semak belukar, tubuh air, vegetasi kerapatan
rendah, lahan terbangun, dan lain sebagainya).
Keunggulan penginderaan
multispectral terletak pada kemampuannya memberikan lebih banyak informasi pola
tanggap spectral yang merupakan ciri objek. Disamping itu, Phinn Stuart (2007)
menyebutkan bahwa kalsifikasi multispectral mengasumsikan: (a) Resolusi spasial
tinggi, dimana setiap piksel merupakan piksel murni yang tersusun atas satu
macam objek penutup lahan, (b) Piksel-piksel yang menyusun satu jenis penutup lahan
akan mempunyai kesamaan spectral, (c) Setiap penutup lahan yang berbeda juga
mempunyai perbedaan spectral yang signifikan.
Secara umum, algoritma klasifikasi
citra dapat dibagi menjadi dua yaitu: klasifikasi terbimbing (Supervised) dan klasifikasi tidak
terbimbing (Unsupervised).
1.
Klasifikasi Supervised
Klasifikasi terbimbing merupakan
metode yang dipandu dan dikendalikan sebagian besar atau sepenuhnya oleh
pengguna dalam proses pengklasifikasiannya. Intervensi pengguna dimulai sejak
penentuan training area hingga tahap pengklasterannya. Pada klasifikasi ini
harus diambil sejumlah pola data sebagai acuan atau target. Pemetaan dilakukan
dengan proses pelatihan dengan sejumlah sampel pola tertentu sebagai kunci
pengenalan untuk menghasilkan sejumlah atribut kelas.
Kelas yang dihasilkan dalam
klasifikasi Supervised telah
ditentukan kategori informasi yang berguna dan kemudian menguji tingkat daya
pisah spektralnya. Semakin tinggi homogenitas sampel maka akan memberikan hasil
klasifikasi yang semakin baik (Dulbahri, 1993). Klasifikasi terbimbing atau (Supervised) dalam hal ini mensyaratkan
kemampuan pengguna dalam penguasaan informasi lahan terhadap areal kajian.
2.
Klasifikasi Unsupervised
Klasifikasi tidak terbimbing
merupakan metode yang memberikan mandat sepenuhnya kepada sistem atau computer
untuk mengelompokkan data raster berdasarkan nilai digitalnya masing-masing,
intervensi penggunaan dalam hal ini diminimalisasi. Proses ini, adalah suatu
proses interaksi sampai menghasilkan pengelompokkan akhir gugus-gugus spectral.
Pada klasifikasi tak terbimbing ini diperlukan data atau piksel sebagai acuan,
hal ini didasari pada asumsi bahwa objek yang sama akan memberikan nilai
spectral yang sama atau hampir sama, sehingga piksel yang berbeda akan saling
terpisah.
Pada klasifikasi Unsupervised, pengklasifikasian dimulai
dengan pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan
pada pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya. Dengan menggunakan
metode ini, program klasifikasi mencari pengelompokkan secara natural atau clustering berdasarkan sifat spectral
dari setiap pixel. Jenis metode ini akan digunakan bila kualitas citra sangat
tinggi dengan distorsi atmosferik dan tutupan awan yang rendah. Namun dalam
banyak kasus, terlepas dari kondisicitra yang bersangkutan, metode ini banyak
digunakan untuk memberikan gambaran kasar/informasi awal.
Klasifikasi tak terbimbing memiliki
kelemahan karena pencirian spectral selalu berubah sepanjang waktu, hal ini
menyebabkan hubungan antar respon spectral dengan kelas informasi menjadi tidak
konstan, oleh karena itu pengetahuan tentang spectral permukaan harus lebih
dipahami (Richard, 1993). Klasifikasi tidak terbimbing digunakan apabila
kualitas citra sangat tinggi dengan distorsi atmosferik dan tutupan awan yang
rendah. Namun, terlepas dari kondisi citra yang demikian, metode ini banyak digunakan
untuk memberikan gambaran kasar/informasi awal.k Berbeda dengan klasifikasi
terbimbing yang pencirian spektralnya tidak akan berubah karena adanya
pemberian sampel dalam menghasilkan kelas informasi yang mana sampel tersebut
ditentukan terlebih dahulu. Klasifikasi terbimbing sendiri terbagi menjadi
beraneka ragam.
Klasifikasi menggunakan metode
berbasis pixsel banyak digunakan pada citra yang memiliki resolusi menengah
seperti pada citra Landsat, ALOS, SPOT. Akan tetapi, sekarang ini mulai adanya penelitian
yang mengarah pada citra resolusi tinggi seperti IKONOS, Quickbird, Worldview.
Citra yang memiliki resolusi tinggi kadang terbatas pada resolusi spektralnya,
karena kenampakan objeknya yang sangat jelas dengan kedetailan resolusinya
sehingga tidak perlu spectral yang beraneka ragam dalam menentukan objeknya,
selain itu citra yang beresolusi tinggi lebih sering digunakan untuk
klasifikasi visual daripada klasifikasi digital. Kalsifikasi multispectral
sering diaplikasikan untuk penutup lahan maupun penggunaan lahan.
Contoh Klasifikasi Unsupervised Metode K-Means
Terimakasih, Semoga Bermanfaat... :)
Comments
Post a Comment